Pada tahun 1910, OJS mendapatkan ijin mengelola trem listrik di kota Surabaya dan sekitarnya. Tenaga penggerak yang semula menggunakan bahan bakar kayu pada trem uap, digantikan dengan tenaga listrik yang didukung oleh perusahaan listrik ANIEM (Algemeene Nederlands Indisch Electrisch Maatschappij).
Jaringan rel listrik ini membuka jalur:
- Wonokromo – Willemsplein, mulai beroperasi 15 Mei 1923
- Goebeng Boelevard – Simpangsplein, mulai beroperasi 16 Mei 1923. ( pada 11 Februari 1924 trayek trem len 2 menjadi Goebeng Boelevard – Simpangplein – Palmlaan – Willemsplein )
- Stasiun Goebeng SS – Sawahan, mulai beroperasi 16 Mei 1923
- Willemsplein - Pelabuhan Baru, mulai beroperasi 12 Juli 1923 Penumpang trem listrik pernah mengalami pasang surut. Tetapi pada perkembanganya, secara bertahap mengalami peningkatan jumlah. Penumpang trem terbagi dalam 3 jenis dan kelas :
- Penumpang umum, terdiri dari kelas 1 dan 2
- Penumpang abonemen, terdiri dari kelas 1 dan 2
- Penumpang abonemen anak sekolah, terdiri dari kelas 1 dan 2
Penurunan penumpang abonemen mencapai titik puncak pada tahun 1935, ketika terjadi krisis di Hindia Belanda. Saat itu, penumpang abonemen klas 1 yang tahun 1932 berjumlah 347 menurun tajam menjadi menjadi 61 di tahun 1935.
Di samping makin banyaknya taksi yang beroperasi, juga mahalnya tiket di klas 1, 5 cent sedang di klas 2 hanya 3 cent.
Akibatnya penumpang lebih banyak yang memadati klas 2 karena lebih murah. Penduduk pribumi juga banyak yang memanfaatkan trem listrik sebagai sarana transportasi dalam kota.
Dalam perkembangan trem di Surabaya, beberapa ruas jalan dan jembatan pun harus direnovasi supaya dapat menahan beban trem. Contohnya jembatan gubeng yang menghubungkan jalan gubeng pojok dan simpang (sekarang jalan Pemuda), mengalami renovasi yang cukup besar, hingga kini masih terlihat tiang - tiang yang dulunya berfungsi sebagai tiang listrik untuk trem sekarang menjadi tiang lampu penerangan jalan di jembatan ini.
Adapula jembatan di jalan Yos Sudarso yang tadinya disiapkan untuk jalur trem, namun akhirnya tidak pernah dibangun jalur trem di sana.
Pada tahun 1960-an, seiring dengan banyaknya angkutan umum yang mulai bermunculan seperti taxi, becak dan dokar yang murah, biaya operasional trem dianggap terlalu mahal. Maka, trem di Surabaya dihentikan pengoperasiannya.
Sumber Data : thinknortop.blogspot dan mijn-wagen.blogspot
Sumber foto : thinknortop.blogspot dan KITLV
- W0ngL4w4s -
Canggih ya zaman dahulu sudah ada trem, sekarang entah kemana perginya
sumber:http://www.mindtalk.com/SuroboyoMT#!/post/52f50d5ff7b7307c740018ac
Tidak ada komentar:
Posting Komentar